Diminta Bantuan soal Tol PPU-Balikpapan, Ini Jawaban DPR

KALAMANTHANA, Penajam – Memanfaatkan masa reses, Komisi VII DPR RI Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Riset, Teknologi dan Dikti, Lingkungan  Hidup dan Kehutanan mengirimkan tim kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Timur dari 6-10 Maret 2017. Mereka menyempatkan diri mampir di Penajam Paser Utara.

Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi VII Gus Irawan Pasaribu itu disambut Bupati PPU, Yusran Aspar, Senin (6/3). Saat penyambutan, rombongan langsung melihat site plan (Maket) jembatan Tol Balikpapan-Penajam yang dipajang di pintu masuk Kantor Bupati, di mana Bupati Yusran sembari memberikan penjelasan kepada pimpinan rombongan tentang tahapan-tahapan dan rencana pembangunan jembatan Tol Balikpapan-Penajam.

“Kami bersama BUMD Penajam Paser Utara konsorsium dengan Pemkot Balikpapan, Provinsi Kaltim dan PT Waskita Karya yang hasilnya kita meyakini seluruh tahapan tidak ada masalah. Menurut kajian, pembangunan Tol Balikpapan-Penajam ini diyatakan layak secara tehnis, layak secara ekonomi dan layak secara finansial itu sebabnya kita terus mendorong,” ujar Yusran.

Proyek ini, lanjut Yusran, akan dikelola dengan pola tol yang dibiayai swasta murni. Soal izin dari Kementerin PU dan Kementerian Perhubungan sudah selesai. Sekarang ini sesang disusun amdal dan skema letak dan tapak bangunan. Izin tapak sudah disampaikan kepada Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT). Merekalah nanti yang akan menyampaikan kepada Gubernur Kalimantan Timur untuk meminta izin tapak bangunan.

“Persoalannya, ketika kita melintas di sini sebetulnya tak ada masalah, kita mau masuk lewat Balikpapan harus melewati tanah Pertamina. Itu kami meminta bantuan DPR supaya Pertamina mengikhlaskan jalan masuknya. Panjangnya hanya sekitar 100 meter lebar 50 meter, di wilayah Balikpapan dekat dengan areal Polda Kaltim di Balikpapan,” ucap Yusran.

Sementara Ketua Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI H Gus Irawan Pasaribu menganjurkan agar Pemkab PPU mengajak pihak Pertamina untuk melakukan konsorsium. “Tinggal menghitung berapa nilai asetnya,” kata Gus Irawan. (myu)