KALAMANTHANA, Sampit – Abrasi yang menghantam Pantai Ujung Pandaran, Kabupaten Kotawaringin Timur, (Kotim) dalam beberapa tahun terakhir telah menghancurkan satu per satu fasilitas di kawasan wisata nomor satu di di daerah tersebut. Bahkan, sejak beberapa tahun lalu sudah cukup banyak falsilitas yang menjadi korban hingga terkesan membuang anggaran dengan percuma.
Hal ini kembali menjadi sorotan oleh jajaran Legislatif setempat, dimana dalam hal ini keseriusan pihak instansi terkait dalam mengelola maupun menjaga dan melestarikan pantai kebanggaan masyarakat Kotim itu dinilai masih sangat lemah. Untuk itu diharapkan perlu adanya evaluasi terhadap kinerja dinas pariwisata setempat.
“Begitulah kondisinya sampai dengan sekarang ini. Abrasi yang terus menerus terjadi kami kira akan membawa dampak parah di Ujung Pandaran. Adapun upaya untuk mencegah abrasi itu kami lihat masih belum bisa maksimal karena memang perlu adanya tindak lanjut dari apa yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat tersebut,” ungkap Hj. Darmawati Senin (25/04/2022).
Legislator Partai Golkar yang duduk di Komisi II ini menerangkan, apabila abrasi di sepanjangan pantai Ujung Pandaran itu tidak segera mungkin diantisipasi, maka siap-siaplah daerah ini akan kehilangan aset wisata alam yang begitu potensi tersebut.
“Kita ketahui abrasi inikan terjadi akibat kuatnya gelombang menghantam pantai yang menghadap Laut Jawa tersebut. Puluhan rumah nelayan di kawasan itu pun sebelumnya sudah direlokasi ke lokasi yang sudah disiapkan oleh pemerintah kita, namun keselamatan pantai itu terus terang saja belum terjamin hingga sekarang ini, padahal kita sama-sama ketahui bahwa pantai tersebut merupakan wisata alam nomor satu di Kotim ini yang paling potensial memiliki nilai jual ekonomis sangat tinggi sekali,” timpalnya.
Disisi lain dia juga menegaskan, kawasan yang terkena abrasi bukan hanya areal pantai yang selama ini dikelola pemerintah daerah melainkan terus menyebar hingga kepemukiman penduduk dan dapat dipastikan akan terus berlanjut dan bertambah apabila tidak segera di antisipasi secepat mungkin.
“Kita bisa lihat faktanya, sejak beberapa tahun terakhir ini, satu per satu beberapa aset wisata yang dibangun pemerintah seperti gazebo, bundaran, dan pohon-pohon yang ditanam, kini hancur akibat tergerus abrasi. Bahkan dulunya rumah betang dibangun dengan jarak sekitar 100 meter dari bibir pantai itu nyaris ludes juga tersapu abrasi, hal semacam ini tidak bisa kalau tidak diprioritaskan,” Tutupnya. (Sudarmo)
Discussion about this post