KALAMANTHANA, Muara Teweh – Ada apa dengan PDAM Muara Teweh? Ada pelanggannya yang tak kebagian air selama lima bulan. Sejumlah janji yang disampaikan tak kunjung jadi kenyataan.
Sejumlah warga di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mengeluhkan karena sudah lima bulan air bersih dari Perusahaan Air Minum Daerah daerah tersebut tidak mengalir.
“Di tempat tinggal kami air ledeng PDAM tidak mengalir sudah menjalani lima bulan ini,” kata Setia Budi warga Jalan Merak Muara Teweh, Jumat (8/4/2016).
Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci dan lainnya dia membeli air bersih dari mobil tangki milik PDAM berkapasitas 2.000 liter seharga Rp65.000 sedang air hanya dipakai 3-4 hari saja. Selain itu harus menunggu karena untuk membeli air itu antri, sebab warga lainnya juga banyak yang membeli, katanya.
Dia menepis adanya anggapan tidak mengalirnya air di tempat tinggalnya, karena rumahnya berada di tempat yang tinggi sehingga air tidak bisa naik, sementara warga lainnya banyak yang menggunakan pompa.
“Kalau ini alasannya tidak mendasar, karena dulu-dulunya air ledeng PDAM di rumah pribadi kami ini lancar-lancar aja, bahkan kami juga pakai mesin pompa, tapi sekarang ngak ngalir dengan waktu lama,” ujar Budi yang juga menjabat Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Barito Utara itu.
Budi mengaku telah melaporkan kondisi ini dan pihak PDAM berjanji mengecek kondisi meteran atau pipa PDAM di tempat tinggalnya, namun sampai sekarang belum ada. Bahkan janjinya air akan mengalir pada Kamis (7/4) malam, ternyata bohong saja, katanya.
Warga lainnya Waway yang tinggal di Komplek Perumahan H Taher Muara Teweh atau Jalan Pendreh ujung juga menyatakan air ledeng di kawasan tempat tinggalnya tidak mengalir sudah dalam sebulan terakhir.
“Kondisi ini tidak saja dialaminya, bahkan tiga puluh orang kepala keluarga di kawasan perumahan itu juga mengalami krisis air bersih,” kata dia.
Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci dan lainnya warga berharap hujan turun dan harus membeli air sungai di Kelurahan Jingah Kecamatan Teweh Baru sebesar Rp130.000 per rit (satu rit berisi dua tong air berkapasitas 1.200 liter yang dibawa mobil bak terbuka). “Selama krisis air ini pengeluaran kebutuhan hidup kami bertambah untuk membeli air,” ujarnya. (ant/akm)