KALAMANTHANA, Amuntai – Proses politik Pilkada 2017 berpengaruh besar terhadap pejabat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Mereka kini bahkan takut melakukan aktivitas di media sosial. Ada apa?
Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab HSU, mengaku enggan membuka dan memposting sesuatu di media sosial. Pasalnya, mereka takut terjebak dalam arus persaingan kandidat calon bupati.
Salah seorang pejabat Pemkab Hulu Sungai Utara (HSU) Jumadi di Amuntai, mengatakan, ia terpaksa menahan diri untuk tidak membuka aplikasi media sosial (medsos) seperti facebook, twitter dan lainnya karena takut terjebak memihak salah satu pihak.
“Khawatirnya nanti kita men-like atau dis-like serta berkomentar yang disalahartikan memihak salah satu pihak. Padahal sebagai PNS dituntut bersikap netral,” ujar Jumadi.
Dia mengatakan, di jejaring medsos memang mulai marak berbagai postingan komentar terkait isu pilkada bupati dan wakil bupati HSU. Sebagai pejabat dirinya terpaksa mengurangi aktivitas di dunia maya tersebut, bahkan sekedar membuka aplikasinya saja jadi takut.
“Lebih baik tidak membuka sama sekali, takut terpancing,” katanya.
Kepala Bagian Humas Pemda HSU, Adi Lesmana meminta masyarakat lebih bijak dan teliti dalam menerima setiap informasi, pernyataan atau komentar di medsos.
“Jangan sampai setiap informasi ditelan bulat-bulat, harus dikaji secara komprehensif setiap persoalan dan jangan ikut menyudutkan salah satu pihak,” kata Adi.
Dia mengatakan, kehati-hatian perlu ditingkatkan, mengingat suhu perpolitikan di Kabupaten HSU perlahan terus meningkat, terlebih di dunia maya yang rawan penyimpangan data.
“Kadang oknum tertentu menggunakan akun palsu di medsos untuk menyudutkan pihak lain sehingga masyarakat pengguna medsos harus hati-hati dalam menerimanya,” katanya. (ant/akm)