YACHT atau perahu pesiar, menjadi sasaran wisata bahari Indonesia di mata dunia. Menpar Arief Yahya menyebut, dua per tiga koral dunia lengkap dengan biota yang super unik itu ada di Indonesia. Yacht bisa masuk ke Kumai, Tarakan, dan Nunukan.
“Karena itu, dengan mempromosikan keindahan potensi bawah laut, pantai, dan pulau-pulau di negeri ini, sudah cukup modal untuk menarik para yachters ke Indonesia. Potensi maritim kita bukan hanya istimewa, tetapi terbaik di dunia,” kata Menpar Arief Yahya, di Jakarta.
Sergey Brit, pendiri Google yang pernah bertemu Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Merdeka Barat, juga sudah memberi kesaksian, setelah beberapa hari melihat bawah laut di Raja Ampat. CNN Internasional 2015 juga menempatkan Raja Ampat sebagai peringkat teratas, lalu Labuan Bajo peringkat dua dunia untuk snorkeling site dunia. “Baru setelah dua lokasi itu disusul Kepulauan Galapagos,” tutur Menpar Arief.
Karena itu pula, wisata yacht terus didorong dan dikembangkan dengan rencana membangun banyak marina atau dermaga yacht di tanah air. Kemenpar pun mulai menggarap Yachter Community Australia, 21-25 Maret 2016. “Kami akan menangkap potensi pasar 6.000 yacht supaya bisa memutar Rp6 triliun dari pengelolaan wisata bahari ini. Spending satu yacht itu rata-rata Rp1 miliar,”’ ujar I Gde Pitana, Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, Rabu (16/3/2016).
Bagi Pitana, target itu masuk akal untuk dicapai. Birokrasi dan perizinan yang selama ini menghambat, CAIT sudah mulai dipangkas. Ada Peraturan Presiden 105/2015 yang memayungi pengurusan dokumen CIQP (cukai, imigrasi, karantina, pelabuhan) di 18 pelabuhan.
Ke-18 pelabuhan sebagai titik keluar-masuk perahu pesiar yang diatur dalam Perpres tersebut adalah Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Benoa (Bali), Tenau (Kupang), serta Kumai (Kotawaringin Barat). Selain itu, Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak.
Yacht bisa langsung sandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia dengan sistem online. Prosesnya tak lagi lama. Semua clear dalam hitungan jam.
Hal lain yang membuat Pitana pede adalah Indonesia punya letak geografis yang sangat strategis. Indonesia ada di antara dua samudera besar. Itu artinya cirvum navigasi dunia yang diperkirakan melibatkan lebih dari 10 ribu kapal, sangat tergantung dengan Indonesia.
“Itu sebabnya Indonesia harus promosi di Yachter Community Australia. Kita undang para yachter Autralia untuk sandar ke Indonesia, nikmati beragam kekayaan bahari di sini. Kami akan berpromosi di Hillarys Yacht Club, Mandurah Offshore Fishing and Sailing Club serta Geraldton Yacht Club. Misi kami, meningkatkan jumlah kunjungan yacht ke Indonesia hingga 6.000 yacht pada 2019,” papar Pitana. (*)