ANDA scuba diver? Suka petualangan di bawah kedalaman laut? Suka mencari sensasi di tengah belantara terumbu karang? Suka underwater photography? Hukumnya “wajib” hadir di pameran wisata bahari petualangan terbesar di Tanah Air: Deep & Extreme Indonesia 2016 di Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center, 31 Maret-3 April 2016.
Semua hal yang ada dalam imaginasi tentang keindahan bawah laut, terjawab kontan di sana. Ini adalah even terbesar, terlengkap, dan sudah memasuki tahun kesepuluh dengan mengangkat tema “Toward the Regencies’ Potential”. Temanya khusus mendalami pengembangan pasar wisata bahari untuk dijadikan salah satu destinasi menyelam terbaik di dunia.
“Kemenpar terus membantu mendukung even ini. Mari mengeksplorasi keindahan bawah laut Indonesia. Mari kita reservasi, potensi yang terpendam di sana. Salah satu kegiatan kami adalah kampanye dan promosi wisata bahari kita,” ujar Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Kemenpar, Dadang Rizki, Sabtu (26/3/2016).
Kampanye dan promosi memang menjadi fokus garapan Kemenpar. Soal bawah laut, Indonesia memang rajanya. Bukan karena punya Raja Ampat, tetapi bawah laut negeri ini punya segalanya. Ada Bunaken Manado, Lembeh Bitung, Lombok, Sumbawa, Labuan Bajo NTT, Wakatobi –Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko, Morotai, Halmahera, Ambon, dan lainnya.
Dadang juga menjelaskan, bawah laut Indonesia punya terumbu karang yang menjadi tempat hidup 2.000 jenis ikan dan beragam biota laut. Spesies ikan wrase, dansel, trigger, sweetlip, unicorn, bisa dijumpai di sana. Begitu juga berbagai jenis ikan besar seperti tuna, marlin, hiu kepala palu, pari, layar, cakalang, barakuda, lumba-lumba, hingga paus.
Ada juga Belitung, pulau istimewa yang memiliki banyak pantai berhiaskan pasir putih dan bebatuan granit artistik. Deburan ombak dan hembusan angin laut di sana membawa suasana damai. Dan Indonesia punya ribuan tempat seperti itu yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sadar akan potensi besar tadi, kerja keroyokan pun dimulai. Lagi-lagi, semangatnya Indonesia Incorporated.
Beragam operator dan lembaga selam, organisasi pemerintah, dewan promosi pariwisata, agen perjalanan, kapal operator selam, alat dan aksesoris selam dan peralatan olahraga air pun diikutsertakan dalam kegiatan itu. Begitu juga perlengkapan fotografi bawah laut. Semua digandeng Kemenpar untuk sama-sama kompak mempromosikan wisata bahari Indonesia.
“Selain pameran, kami juga menggelar berbagai acara pendukung lainnya seperti seminar/konferensi, kompetisi dan demo-demo yang diselenggarakan setiap hari,” tambah Dadang.
Konsepnya pun dibuat fun dan gaul. Setelah membayar tiket masuk pameran, semua pengunjung diberi kesempatan melestarikan dan merawat lingkungan. Ada juga lomba mewarnai untuk anak-anak.
Seminar menjadi salah satu program yang paling ditunggu-tunggu selama pameran Deep & Extreme Indonesia. Banyak isu-isu penting yang akan dibahas, seperti tentang perjalanan dan pariwisata terutama menyinggung soal ekowisata serta wisata bahari.
Topik lain dalam program seminar ini antara lain fakta pembangunan industri menyelam, ekowisata, lingkungan dan lain-lain. Pembicara yang diikutsertakan antara lain orang-orang dari generasi bervariasi yang memiliki pandangan visioner. Mereka termasuk fotografer bawah laut, guru petualangan outdoor, spesialis lingkungan, penulis buku, seniman dan selebriti.
“Saat ini, Deep & Extreme Indonesia juga fokus terhadap kelestarian lingkungan dan pariwisata berbasis petualangan. Ini sejalan dengan program Kemenpar yang sedang memajukan wisata bahari di Indonesia. Upaya itu merupakan salah satu cara untuk mencapai jumlah target wisman sebanyak 20 juta orang pada 2019,” tambah Dadang.
Menpar Arief Yahya menyebut Indonesia punya dua per tiga dari seluruh koleksi terumbu karang dunia. Karena itu, meskipun diving dan snorkeling itu tergolong minat khusus, wismannya khusus, yang benar-benar ingin berbasah-basah di tengah laut, tetapi impact media value-nya sangat besar. Apa sih yang dilakukan orang saat melihat keindahan yang luar biasa? Yang hanya 1001 orang yang bisa melihatnya? Eksklusif dan perlu berjuang keras untuk bisa menikmati jenis wisata itu?
“Share ke media social! Share ke Instagram, Facebook, Twitter, Google+, Pinterest, Whatsup Group dan lainnya. Mereka ingin berbagi suka, berbagi cerita, dengan public melalui medsos. Itulah yang membuat destinasi kita semakin popular. Tapi menuju ke suasana ini, kita harus terus berpromosi, wisata bahari kita,” kata Arief Yahya. (*)