KALAMANTHANA, Palangka Raya – Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, saat ini belum bisa memutuskan secara sepihak untuk penurunan tarif angkot seiring dengan turunnya harga bahan bakar minyak mulai Jumat (4/4).
“Belum ada penurunan tarif angkot, kami bersama Organda kota akan segera mengkaji kemungkinan penurunan tarif angkutan dalam kota tersebut,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya, Renson, di Palangka Raya, Jumat.
Lanjutnya, penurunan tarif angkutan kota tersebut tidak bisa diputuskan sepihak namun harus menjadi kesepakatan pemerintah kota dengan pihak Organda.
“Seyogyanya, seiring dengan turunya harga BBM maka tarif angkutan pun juga mengikuti. Namun dalam memutuskan hal itu kita juga harus menyepakati bersama dengan Organda,” kata Renson.
Namun, dia berharap tarif angkot yang ada di kota berjuluk “Kota Cantik” itu minimal turun tiga persen menyesuaikan penurunan harga BBM bersubsidi.
Pemerintah pusat menurunkan harga BBM bersubsidi jenis premium sebesar Rp500 rupiah dari Rp6.900 menjadi Rp6.400 perliter.
Sementara itu, Mahmud pria yang berprofesi sebagai sopir angkot mengatakan bahwa penurunan tarif sebesar tiga persen itu masih belum signifikan menurunkan tarif angkutan umum.
“Jika turunnya Rp1.000 perliter baru mudah kita menurunkan tarif angkot. Apalagi saat ini harga onderdil dan kebutuhan dapur belum turun. Namun jika ketua Organda kota memutuskan menurunkan tarif angkot kita ikut saja,” katanya.