KALAMANTHANA, Samarinda – Neraca perdagangan luar negeri dari Provinsi Kalimantan Timur selama periode Januari-Februari 2016 mengalami surplus senilai US$1,7 miliar atau setara dengan Rp22,2 triliun.
“Surplus sebesar itu jika dihitung rata-rata 1 dolar AS sama dengan Rp13.000. Sedangkan perhitungan 1,7 miliar dolar AS diperoleh dari hasil ekspor sebesar 2,19 miliar dolar AS dikurangi beban impor senilai 486 juta dolar AS,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Kamis (7/4/2016).
Ia mengatakan berbagai komoditas yang diekspor Kaltim ke sejumlah negara tujuan pada periode Januari-Februari 2016, antara lain bahan bakar mineral dengan total senilai 2 miliar dolar.
Komoditas bahan bakar mineral yang diekspor tersebut adalah migas senilai 703,17 juta dolar AS, kemudian nonmigas yang di dalamnya ada batu bara dengan nilai mencapai 1,3 miliar dolar.
Kemudian ekspor kayu dan barang dari kayu senilai 51 juta dolar AS, bahan kimia anorganik 48 juta dolar AS, lemak dan minyak hewani atau nabati 46 juta dolar AS, dan bahan kimia organik senilai 6 juta dolar AS.
Habibullah menambahkan sejumlah negara tujuan ekspor dari Kaltim untuk komoditas migas, antara lain Jepang dengan nilai 295 juta dolar AS, Taiwan 148 juta dolar AS, Australia 47,45 juta dolar AS, Korea Selatan 112 juta dolar AS, dan Singapura senilai 74 juta dolar AS.
Untuk negara tujuan ekspor nonmigas, antara lain India senilai 322 juta dolar AS, Tiongkok 224 juta dolar AS, Jepang 263 juta dolar AS, Korea Selatan 169 juta dolar AS, dan Malaysia senilai 89 juta dolar.
Sedangkan komoditas yang diimpor Kaltim dari negara penghasil pada Januari-Februari 2016 dengan nilai 486,65 juta dolar AS itu, berupa impor migas senilai 321,35 juta dolar AS dan impor nonmigas senilai 165,3 juta dolar AS.
“Negara penghasil migas yang komoditasnya diimpor Kaltim, antara lain dari Malaysia senilai 178,48 juta dolar AS, Singapura 37,58 juta dolar AS dan Korea Selatan 37 juta dolar AS,” ujarnya. (ant/ama)