BANDARA Internasional Sam Ratulangi Manado segera bersolek. Untuk menyambut rencana penerbangan langsung dari Tiongkok?
Banyak hal yang dikembangkan pada bandara ini. Runway akan ditambah 150 meter menjadi 2.800 meter. Area terminal akan ditingkatkan menjadi 4.000 meter persegi. Jumlah garbarata pun ditambah menjadi lima. Semua ini dilakukan untuk mendukung pengembangan pariwisata di Sulawesi Utara.
Yang paling utama, runway Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado akan diperpanjang menjadi 2.800 meter. Itu adalah upaya untuk mendorong peningkatan lalu lintas udara.
“Tahun ini runway Sam Ratulangi akan dibuat 2.800 meter. Runway yang panjang akan membuat Airbus type A 350 yang berkapasitas sekitar 400 penumpang bisa mendarat di Sam Ratulangi. Ini pasti akan berdampak pada peningkatan jumlah penerbangan domestik maupun internasional,” beber Airport Operations and Readiness Department Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sugito.
Dan untuk memberikan kenyamanan, di tahun 2016 ini, Bandara Sam Ratulangi juga akan diperluas. Akan ada perluasan ke arah kargo. Interior pun akan dipercantik. Rancangannya disesuaikan dengan nuansa khas Sulawesi Utara. “Rencana perluasan bandara masih ada di master plan. Masih dikaji. Tapi prinsipnya memberi kenyamanan pada wisatawan. Kita akan bangun di lantai satu dan dua, serta pemanfaatan lantai tiga untuk lounge,” ujarnya.
Bila ini terealisasi, Sugito yakin, Sulawesi Utara akan semakin popular di mata wisman. Hal yang sangat wajar mengingat Sulwesi Utara punya akses, atraksi, amenitas, yang bagus. Tiga hal yang kerap disuarakan Menpar Arief Yahya, yang menjadi syarat sebuah kawasan pariwisata itu hidup dan berkembang.
Dan hal itu, ikut diamini Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Utara Happy Korah. Bagi Korah, bandara yang berjarak sekitar 30 menit dari Kota Manado itu merupakan gerbang wisata Sulawesi Utara. Inilah pintu masuk wisnus dan wisman yang ingin plesiran ke Pulau Bunaken, Bukit Kasih Kanonang, Pulau Siladen, Bukit Doa Tomohon, Danau Linow, Pulau Lihaga, Waruga, Pantai Lakban, Gunung Api Mahangetang hingga Taman Nasional Tangkoko.
“Potensi wisata alam di Sulawesi Utara tidak kalah dari daerah lain di Indonesia. Kami sangat senang dengan adanya rencanan perpanjangan runway dan perluasan area Bandara Sam Ratulangi. Akses yang makin bagus ini pasti bisa menambah angka kunjungan wisman dan wisnus ke wilayah kami,” papar Korah.
Korah optimistis, impact dari pengembangan Bandara Sam Ratulangi mampu meningkatkan pertumbuhan penumpang 10% dari jumlah penumpang 2015 yang mencapai 2,5 juta orang.
“Untuk 2016 saya kira akan menjadi kebangkitan dunia pariwisata di Sulut. Saya hitung-hitung jumlah penumpang minimal akan naik dua digit,” jelasnya.
Menpar Arief Yahya berharap 3A di Manado segera berbenah. Penambahan panjang runway itu adalah bentuk penyempurnaan akses, sehingga pesawat berbadan lebar seperti Airbus A-380 bisa landing di Sam Ratulangi. “Manado itu sudah cukup populer di Tiongkok. Penerbangan menuju Manado juga lebih dekat diakses dari China Daratan. Karena itu, kalau 3A nya sudah kuat, kita akan promosikan besar-besaran,” jelas Arief Yahya.
Bagi wisatawan bahari, kata dia, Manado sebenarnya juga sudah punya pamor. Mereka punya Bunaken dan Selat Lembeh di Bitung, sekitar 1 jam dari ibu kota Sulut itu. “Wisata Bahari bisa berkembang di Manado,” katanya. Hampir setiap tahun, terutama saat Imlek, banyak charter flight ke Manado. Jadi sudah cukup dikenal di sana. (*)