TAK sia-sia Menpar Arief Yahya “jaga gawang” di Internationale Tourismus Bourse (ITB) Berlin 2016 di Messe, Jerman, 9-13 Maret 2016. Hasilnya, nilai transaksi mencapai rekor, naik 50 persen.
Kemenpar mencatatkan rekor terbesar sepanjang sejarah mengikuti lebih 20 kali pameran pariwisata terbesar di dunia itu. “Tahun lalu transaksi potensial Rp4,3 triliun. Taget tahun 2016 ini naik menjadi Rp5 triliun. Di luar dugaan, capaiannya spektakuler Rp6,5 triliun,” kata Menpar Arief Yahya di Berlin, Jerman.
Dengan angka capaian itu, Wonderful Indonesia sukses tiga kali di arena pameran yang setiap tahun dilangsungkan sekitar bulan Maret itu. Pertama, sukses merebut penghargaan Best Exhibitor kategori Asia, Australia, Oceania sebagai booth yang paling kreatif, paling ramah lingkungan, paling banyak diminati pengunjung pameran.
Kedua, sukses penerapan strategi promosi dengan mengintegrasikan B-A-S (branding, advertising, selling) dan mengemas di media POS. “Saya melihat sendiri, branding Wonderful Indonesia menguasai arena Messe dan di kota Berlin. Ada di shuttle bus, di kereta, parkir, pintu masuk, banner, sampai kartu free shuttle ke arena ITB pun dipikirkan,” kata Arief. Wajar, jika gaya total branding yang dilakukan Kemenpar itu cukup mencuri perhatian publik di Berlin.
Ketiga, sukses industri dan sukses komitmen transaksi. Yang ini adalah ujung dari pameran pariwisata terbesar di dunia dan sudah eksis selama 50 tahun ini.
Ketua ASITA Asnawi Bahar menyambut gembira dan senang dengan capaian industri di ITB Berlin ini. Dia akan terus mendorong mitra kerja dan komunitas tour and travel untuk terus menggali pasar Eropa.
“Saya senang melihat semangat anak-anak muda di ITB Berlin, semoga impact-nya signifikan bagi pariwisata,” ungkap Asnawi di Berlin.
Gairan industri pariwisata bisa dirasakan di pertemuan seller and buyer. Sampai dengan Jumat, saat B to B, pertemuan itu sangat efektif buat industri. “Kita memang harus rajin mengikuti travel mart dan selalu tampil yang baik. Setelah itu level industri kami akan siapkan dan sosialisasikan kepada anggota,” ujar Asnawi.
Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timteng, Afrika, Amerika Nia Niscara menjelaskan, ITB Berlin tahun ini memang meningkat kualitas buyer-nya. Nilai potensial transaksinya jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. “Paviliun Indonesia ada di tiga area, Hall 26 A No. 122 seluas 401 m2 memfasilitasi 100 business table, tiga counter informasi, Kemenpar, Pemda Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Jogja, Surakarta dan Garuda Indonesia, lalu area spa, dan dua VIP meeting room,” kata Nia.
Meeting room itu cukup vital untuk pertemuan Menteri Pariwisata dengan Sekjen UNWTO, PT. Hotel Indonesia Natour, dan para wholesaler besar Eropa seperti De Jong Holland, TUI Netherland, Thomas Cook UK, FOX Holland, Mappamondo Italy, Asia Voyage, Tour Asia Switzerland, Hotelplan Italia, dan Travelution Holland. Selain itu, juga dimanfaatkan beberapa peserta pavilion Indonesia seperti Panorama, ACCOR Indonesia, dan Seraya Hotels & Resorts.
Hall yang kedua ada di 26 A No. 123 seluas 66 m2 memfasilitasi area promosi kopi, mixologist, dan Oculus Virtual Reality. Hall yang ketiga agak terpisah, masih sama-sama di area Asia 26 C No. 303 seluas 48 m2 memfasilitasi industri pariwisata seperti Montigo Resorts Bali, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta PATA Chapter Indonesia.
Upacara pembukaan ITB Berlin 2016 dilakukan pada 8 Maret 2016 pukul 18.00-20.00. Sedangkan penutupan 13 Maret malam. Official Country Partnernya adalah Maldive, tahun ini dan dibuka Menteri Ekonomi Jerman serta Sekjen UN-WTO Taleb Rivai. (*)