DUA kostum merak Wonderful Indonesia tebar pesona di Festival Pasifika, Western Spring, Auckland, Selandia Baru. Hasilnya? Pengunjung festival di Western Spring heboh. Hingga dua meter, kostum dengan diameter bentangan sayap tinggi satu meter beserta aksesoris manik-manik kaca dan bunga pada kostum membuat pengunjung pameran berdecak kagum.
“Wow.. Wonderful Indonesia!” komentar mereka. Merak sejatinya dikenal sebagai pesolek ulung. Unggas khas Indonesia itu memiliki bulu yang luar biasa indah. Corak bulu merak yang menyelimuti tubuhnya dan bulu ekor yang merekah itu seakan-akan memiliki puluhan bola mata.
Di Selandia Baru, keindahan merak itu akhirnya coba dimodifikasi secara kreatif oleh Yoseph Agus Kristian. Sejak 2013, Yoseph sudah banyak mengikuti tim kesenian Indonesia ke sejumlah negara seperti Tiongkok, Singapura, Malaysia, Korea, Jerman, dan Taiwan. Konsep kostum ini akhirnya menjadi pilihan pamerain Wonderful Indonesia di banyak travel mart.
Apa yang terjadi? Hampir setiap 10 menit sekali pengunjung yang datang di stand Indonesia selalu meminta berfoto bersama dengan penari Sanggar Amore Dance Malang yang mengenakan kostum merak tadi. Tidak kurang 250 sampai 300 kali pengambilan gambar dilakukan pada hari pertama, Sabtu (12/3/2016). Jumlahnya bahkan meningkat hampir dua kali lipat pada Minggu (13/3/2016).
“Inilah momentum pertama Wonderful Indonesia tampil di festival itu. Jadi kami all out menyiapkan berbagai seni budaya termasuk peragaan kostum merak, angklung, dan kuliner sebagai bentuk promosi pariwisata Indonesia. Misi kami, mengenalkan budaya dan sejumlah destinasi menarik di Tanah Air,” terang Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Selasa (16/3/2016).
Iringan Jegeg Bali dan dua pemusik angklung, juga ikut menebar sejuta pesona. Jepretan kamera dari pengunjung festival akhirnya ikut-ikutan mengarah ke sana. Pengunjung seakan tidak pernah berhenti mengabadikan jegeg Bali dan angklung. Dari paparan Vinsen, pengunjung Pasifika juga kerap berhenti dan meminta berpose bersama dengan tim Jegeg Bali dan dua pemusik angklung
“Wonderful Indonesia memang harus tampil di Festival Pasifika. Potensi pasar Selandia Baru dan negara-negara pasifik lain harus digarap karena angka kunjungan wisatawan Selandia Baru baru sekitar 35.000 orang per tahun. Kalau digarap lebih serius lagi, jumlahnya saya kira bisa bertambah hingga dua kali lipat,” ungkap Vinsen.
Setelah membuat pengunjung terpesona, misi promosi destinasi wisata pun mulai disisipkan. Beragam gambar panorama Indonesia langsung ditampilkan di lima bus regional Auckland. Beragam destinasi alam seperti surving, diving, dan tracking yang disukai wisman Selandia Baru juga ikut disajikan. Harapannya, lebih banyak warga Selandia Baru mengenal Indonesia.
“Stand Indonesia juga menampilkan makanan khas seperti dodol garut, keripik tempe, serta minuman wedang jahe, kopi dan teh. Wedang jahe banyak mendapat pujian karena rasa pedas manisnya,” ungkap Vinsen.
Menpar Arief Yahya menempatkan Selandia Baru dan Australia sebagai satu blok pasar yang potensial. “Wisman terbanyak dengan destinasi Bali adalah Australia. Ibaratnya, Bali adalah rumah keduanya orang Australia. Karena itu nama Bali di Selandia Baru pun sangat popular. Tinggal menarik dan mengembangkan ke beyond Bali,” kata Menpar Arief Yahya. (*).