KALAMANTHANA, Balikpapan – Tewasnya dua remaja di kolam bekas tambang milik PT Bukit Baiduri Energi (BBE) di Kutai Kartanegara, ternyata menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Apa katanya?
Dalam kunjungannya ke Balikpapan, Jokowi menegaskan izin pertambangan, harus disertai dengan kontrol yang ketat di lapangan. “Izin itu bukan hanya memberikan izin, tapi juga mengontrol di lapangan,” katanya.
Belakangan, makin banyak saja korban tewas di kolam-kolam bekas tambang yang dibiarkan begitu saja oleh perusahaan yang sudah melakukan eksplorasi dan eksploitasi. Kolam-kolam itu berbentuk lubang besar bekas galian.
Jokowi menegaskan pemerintah harus mengontrol praktik pertambangan, terutama di wilayah-wilayah dengan eksplorasi tambang yang kecil. “Saya perintahkan Menteri LH dan Menteri ESDM untuk mengontrol tambang kecil yang tidak memperhatikan keselamatan pekerjanya. Akan saya perintah,” kata Jokowi di Balikpapan, Kamis (24/3/2016).
Terakhir, kolam bekas tambang yang menelan korban jiwa adalah di Desa Bukit Raya RT 19, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kolam bekas tambang itu adalah milik PT Bukit Baiduri Energi (BBE).
Dua korban yang tewas adalah Diki Aditya Pratama (15 tahun) dan Noval Fajar Slamat Riyadi (15 tahun), pelajar SMKN 2 Samarinda. Keduanya tewas tenggelam di lubang atau kolam bekas tambang batu bara di wilayah itu.
Diki dan Noval menambah panjang daftar korban-korban yang tewas tenggelam di kolam bekas tambang batu bara. Di Kalimantan Timur saja, tambang batu bara yang berada di tiga daerah, yakni Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Penajam Paser Utara, sedikitnya sudah menelan korban 20 jiwa. (*)