KALAMANTHANA, Sambas – Meskipun wanita, Juliarti Djuhardi bukan tanpa nyali. Bupati Sambas, Kalimantan Barat ini, bahkan terang-terangan menyatakan perang terhadap narkoba.
Perang terbuka Juliarti terhadap narkoba masuk akal. Pasalnya, Sambas termasuk salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan dijadikan pintu masuk para pengedar narkoba. Belum lama ini, misalnya, sabu-sabu seberat 17 kilogram nyaris masuk dari Negeri Jiran itu.
“Atas maraknya kasus narkoba yang sering terjadi di kawasan perbatasan khususnya di Kabupaten Sambas, saya menyatakan perang terhadap narkoba. Semua elemen harus bersatu padu dan menggunakan strategi jitu guna memerangi peredaran narkoba yang sudah merajalela,” ujarnya di Sambas, Kamis (5/5/2016).
Juliarti menjelaskan dia tidak ingin masyarakat Sambas, terutama generasi muda sebagai penerus bangsa yang rawan dan mudah tergoda oleh narkoba dihancurkan.
Orang nomor satu di Sambas tersebut menilai ke depannya, bukan saja tugas dari kepolisian yang memerangi narkoba. Namun semua elemen, mulai dari pemerintah daerah, pekerja sosial masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat maupun elemen lainnya guna mewujudkan Sambas bebas narkoba, termasuk pornografi.
“Terlebih lagi orang tua harus memperhatikan dan membimbing anak- anaknya atau keluarga terdekat. Jangan sampai anak dan generasi kita rusak,” katanya berharap.
Sementara itu, Kapolres Sambas AKBP Sunario menambahkan, selain memerangi tindak pidana penyalahgunaan narkoba, pihaknya terus menggelar operasi Narkoba di wilayah hukum Polres Sambas. Menurutnya untuk pemberantasan narkoba sendiri apabila semakin besar ikut serta masyarakat mengkampanyekan bahaya narkoba, maka akan semakin sedikit penyalah gunaan narkoba di Kabupaten Sambas.
“Kita akan tindak tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku terhadap pengedar dan pengguna,” ujar Kapolres yang beberapa waktu lalu berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba sabu seberat 17 kilogram di Sambas. (ant/akm)