KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kasus kekerasan pemilik Klinik Bersalin Christina di kawasan Jalan Pendreh, Muara Teweh, memicu keprihatinan tingkat tinggi. Anggota DPRD Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Lahmudin, mendesak polisi untuk mengusut kasus penganiayaan itu.
“Kita harapkan kepada aparat penegak hukum di daerah ini untuk dapat mengusut tuntas kasus penganiayaan dua orang pembantu ini, demi memberikan keadilan serta agar hal serupa tak terulang kembali di masa mendatang,” ujar Lahmudin di Muara Teweh, Kamis (4/8/2016).
Lahmudin yang juga anggota Komisi A DPRD Barito Utara itu berharap pihak penegak hukum agar dapat mengamankan dua orang pembantu tersebut dari majikannya karena kedua pembantu itu kini berada di kediaman majikannya.
“Ini perlu, jangan sampai mereka dianiaya kembali oleh majikannya, apalagi dari dua orang pembantu ini salah satunya adalah anak dibawah umur,” kata politisi dari Partai Amanat Nasional itu.
Seperti diketahui, dua pembantu di klinik tersebut, SS (13) dan R (23), lebam karena dianiaya pemilik klinik. Ketua RT 29 Kelurahan Lanjas, Supriyadi di Muara Teweh, Kamis (4/8/2016), mengatakan berdasarkan pengakuan seorang pembantu yang masih anak-anak bernama Samudra Simatupang (13), dirinya baru lima bulan berada di Muara Teweh.
Peristiwa itu terjadi Sabtu (30/7) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB, ada telpon dari temannya bernama Mansur dengan mengatakan ada warga terlantar yang diduga akibat perlakuan kekerasan.
“Karena diminta datang, ya saya datangi ke sana, padahal lokasi tempat kejadiannya masuk wilayah RT 17 Kelurahan Lanjas. Karena pada waktu itu teman saya minta pertolongan kepada saya, lalu saya datang ke sana,” kata Supriyadi.
Sampai di depan rumah temannya, dia melihat pintu rumah masih kondisi tertutup. Dia inisiatif menelepon Mansur. Dia bilang ada di belakang rumah di sekitar alang-alang ujung Bandara Beringin Muara Teweh. Ternyata posisinya persis berada di ujung bandara Beringin Muara Teweh atau tepatnya belakang pencucian kendaraan Anisa.
“Saat saya tiba di sana, anak itu langsung lari bersembunyi masuk alang-alang, namun ketika saya panggil anak itu datang menemui dengan mengatakan saya takut Om. Saya melihat kondisi tubuh anak tersebut dalam kondisi kurus. Kamu belum makan ya? Saya lapar Om,” tutur dia.
Anak itu, lanjut dia, bilang jangan dibawa ke rumah itu dan minta jangan lapor polisi, karena dia takut dan mengaku setiap hari selalu mendapat perlakuan kekerasan dari majikannya. (ant/rio)
Discussion about this post