KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Kesabaran masyarakat RT V Jalan Nansarunai, Kecamatan Dusun Timur, Tamiang Layang, Barito Timur, akhirnya habis juga. Mereka menahan truk-truk batubara yang melintas di jalan tersebut.
Aksi ini dilakukan masyarakat karena merasa sangat terganggu dengan aktivitas truk-truk pengangkut batubara itu. Tak hanya mengganggu warga, tapi juga pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang. Mereka terganggu dengan polusi, suara bising, debu, serta potensi insiden kecelakaan lalu lintas yang ditimbulkan akibat aktivitas angkutan batubara di jalan umum dalam kota tersebut.
“Kami sebagai masyarakat adat di Bartim sangat keberatan dengan adanya angkutan batubara yang sudah beberapa malam melakukan angkutan yang melalui jalan umum dari PT Bumi Barito yang melintasi jalan umum. Masyarakat di sekitar lintas tidak dibertahukan,” ucap Marinus, Ketua Badan Pengurus Harian Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bartim kepada KALAMANTHANA di Tamiang Layang.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Bartim, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, terkait permasalahan yang ada menyebutkan demo yang dilakukan warga Nansarunai, karena masyrakat merasa terganggu dengan kegiatan houling batabara yang melintas jalan Dorong-Simpang Tumpa Dayu-Jaweten-Pelabuhan Telang Baru.
“Kegiatan demo kemarin merupakan dasar kami untuk menindaklanjuti permasalahan ini. Hasilnya nanti akan kami laporkan kepada Bupati Bartim Ampera A. Y. Mebas. Mungkin hal ini nantinya akan dirapatkan karena Dishub kewenangannya hanya di terminal dan timbangan,” katanya.
Sedangkan pihak manajemen PT. Bumi Barito saat dikonfirmasi di kantornya, tidak ada yang berkompeten. “Masih di lapangan,” ucap salah salah satu stafnya. (afa)