KALAMANTHANA, Muara Teweh – Dunia pendidikan di Kabupaten Barito Utara kian merana. Kenapa? Miliaran rupiah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bersumber dari pemerintah pusat, terhitung sudah tiga bulan masih tertahan di provinsi. Akibatnya pihak sekolah mati kutu.
Jumlah dana BOS yang masih tertahan di provinsi itu, terdiri atas BOS untuk SD sebesar Rp2,82 miliar, SMP sebesar Rp1.69 miliar, dan SMA sebesar Rp255 juta. Dana tersebut seharusnya disalurkan pada triwulan ke IV, Desember 2016. Pihak provinsi menjanjikan anggaran BOS akan cair pada saat Perubahan APBD 2017.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara, Masdulhaq, membenarkan keterlambatan penyaluran dana BOS ke Kabupaten Barut. Dana tersebut seharusnya dapat dipergunakan untuk kepentingan 223 sekolah di daerah ini yang terdiri dari 170 SD, 40 SMP atau sederajat, dan 23 SMA atau sederajat.
Para kepala sekolah dari tingkat SD hingga SMA, sudah lama mengeluhkan keeterlambatan penyaluran dana BOS. Terlebih lagi, kegiatan triwulan IV 2016 sudah dilaksanakan. Dana BOS yang telah disalurkan hanya cukup untuk kegiatan selama triwulan I-III 2016.
“Hingga awal Maret 2017, kami belum menerima laporan dari para kepala sekolah tentang dana BOS. Seharusnya dana tersebut sudah disalurkan ke rekening masing-masing sekolah penerima. Saat dikonsultasikan ke Palangkaraya, kami dapat jawaban akan dicairkan setelah Perubahan APBD,” ujar Masdulhaq. (mki)