KALAMANTHANA, Muara Teweh – Warga Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, khususnya yang berada di sekitar Sungai Bengaris, Kelurahan Melayu, Kecamatan Teweh Tengah terus menagih janji pemerintah menormalisasi sungai tersebut. Pasalnya, saat hujan turun sebentar saja, air langsung meluap.
Sungai Bengaris kembali meluap, sejak Senin (17/7) seiring banjir Sungai Barito. Diperkirakan banjir terjadi, karena saluran sungai semakin dangkal dan lebar sungai juga kian berkurang. Akibatnya, air sulit mengalir ke bagian hilir. “Tempat kami memang langganan banjir, sehingga begitu ada janji untuk penyodetan, kami sambut gembira. Sekarang kami tunggu realisasinya,” kata Simon, warga Jalan Pramuka, Selasa (18/7//2017).
Banjir di Sungai Bengaris, lanjutnya, terjadi berulangkali selama 2017. Warga di pinggir sungai harus berjibaku memindahkan perabotan, setiap kali sungai meluap. Warga tidak berdaya, karena setiap hujan air langsung meluap. Tempat yang sering kebanjiran mulai dari daerah sekitar Jalan Ronggolawe, belakang Bappeda, Jalan Pramuka, hingga wilayah hilir di wilayah Dermaga.
Simon berharap, melalui normalisasi sungai, pengaturan tempat pembuangan sampah, dan penegakan aturan tentang bangunan disepanjang bantaran sungai dapat menguangi luapan air. Syaratnya, Pemkab Barut harus tegas menerapkan aturan tanpa pandang bulu. “Kami terus tunggu janji normalisasi Sungai Bengaris, supaya hidup kami bisa lebih tenang,” katanya.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Sungai Bengaris bersama beberapa pejabat Dinas PUPR, Bupati Barut Nadalsyah berjanji segera melakukan normalisasi dengan sistem penyedotan. Bupati juga meminta Dinas PUPR Barut menyosialisasikan kepada warga pemilik bangunan di bantaran sungai, agar membangun rumah minimal berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai. (mki)