KALAMANTHANA, Penajam – Disebut sebagai Gunung Meriam karena dulunya memang banyak meriam di Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Tapi, memindahkan meriam terakhir ternyata susah. Betulkah ada cerita mistis di sana?
Dulunya, sedikitnya ada tiga meriam peninggalan penjajahan Jepang di Gunung Seteleng. Tapi pade dekade 1980-an, dua di antaranya sudah dipindahkan ke Kodam Mulawarman.
Kini tinggal tersisa satu meriam di Gunung Seteleng. Yang satu ini, sulit dipindahkan. “Menurut keterangan tokoh masyarakat di sana, alasan meriam satu ini tidak bisa dipindahkan karena ada seekor naga yang melilitnya. Konon demikian ceritanya,” ujar Danramil Penajam, Arif Sugito di Penajam, Senin (20/11/2017).
Sampai saat ini, rencana pemindahan benda bersejarah itu masih belum bisa diproses. Meriam itu sendiri menyimpan sejarah bernilai tinggi. Begitu tingginya nilai sejarah sehingga Kelurahan Gunung Seteleng pun dikenal pula dengan sebutan Gunung Meriam.
Arif Sugito menyebutkan pihaknya beberapa waktu lalu bersama Babinsa sudah melakukan peninjauan ke Gunung Meriam. Peninjauan dilakukan terkait rencana pemindahannya.
Mereka mendatangi pemilik lahan maupun tokoh masyarakat setempat. Namun, pemilik lahan dan tokoh masyarakat belum bersedia dipindahkan. Alasannya, karena tanah tersebut biar ada peninggalan bersejarah.
Meriam tersebut rencananya akan dipindahkan ke Markas Kodim Penajam Paser Utara. Tujuannya agar lebih terawat. Selain itu, agar Kodim PPU juga lebih terlihat figurnya.
Dilakukan pengecetan pertama meriam tersebut pada saat dipugar, pengecetan selanjutnya setelah Kodim berdiri di PPU.
“Benda bersejarah ini milik negara. tentunya tidak boleh perorangan memilikinya. Jadi akan terus diupayakan pemindahannya,” tambahnya.
Meriam ini peninggalan Perang Dunia II, zaman penjajahan Jepang. Karena waktu itu Hiroshima dan Nagasaki dibom pihak Sekutu, akhirnya meriam ini ditinggal. (myu)