KALAMANTHANA, Palangka Raya – Untuk melestarikan tarian Dayak Kalimantan Tengah, Kapolda Kalteng Irjen Pol Anang Revandoko mengagas pelaksanaan festival tari kreasi nuansa kebangsaan dengan sederhana tapi penuh makna.
Kegiatan berlangsung di Kawasan Tugu Soekarno Palangka Raya, Sabtu (18/8), diikuti 15 sanggar tari, dengan menghadirkan tiga pakar dewan juri yang selama ini konsen di bidang kesenian.
Menurut Anang Revandoko, salah satu alasan dirinya menggagas ide tersebut lantaran kebudayaan dan kesenian Tarian di Kalteng merupakan aset yang tak ternilai harganya, sehingga harus dijaga kelestariannya agar tak tergerus zaman.
“Jangan sampai kita menyesal pada saat sudah tua nanti, karena anak cucu kita tidak bisa melihat budaya dan kesenian asli suku Dayak. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesenian suku Dayak seperti tari-tarian bisa terus berkembang, bahkan menjadi ikon,”kata Anang.
Sebab, apabila budaya suku Dayak hilang, niscaya bangsa ini tidak akan bisa solid.Pasalnya, budaya merupakan bagian dari NKRI. Untuk itu, sebagai generasi penerus, harus berupaya melestarikan budaya Dayak, pahlawan nasional, Tjilik Riwut.
Sementara itu Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng Agustiar Sabran memberi Apresiasi atas gagasan yang brilian tersebut, yang ditujukan untuk menjaga kearifan lokal dan mempertahankan identitas daerah.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Kalteng Sugianto sabran, melalui Pj Sekda Kalteng Fahrizal Fitri. Dengan adanya kegiatan itu, akan memberikan motivasi dalam upaya melestarikan kesenian Dayak di Kalteng, sehingga lebih berkembang dan memberikan pengaruh positif kepada seluruh masyarakat Kalteng.
Namun dirinya berharap, kegiatan tersebut dapat berlangsung secara berkesinambungan dan melibatkan lebih banyak sanggar tari dan pelaku seni di seluruh Kalteng. (tva)