KALAMANTHANA, Palangka Raya – Salah satu langkah awal yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah untuk mencari solusi agar harga daging ayam ras tidak lagi menjadi pemicu terjadinya inflasi di Bumi Tambun Bungai khusus jelang hari besar keagamaan, yakni melakukan kerjasama Supply Chain Management (SCM) dengan Hypermart dan Bulog.
“Karena problemnya disuplai, maka kita mengajak Bulog dan Hypermart untuk menjad pemain utama dalam masalah ini. Karena selama ini hampir 60 persen daging ayam berasal dari luar Kalimantan Tengah,”kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Tengah, Wuryanto saat rapat terbatas dengan inflasi terkait yang dipimpin Wakil Gubernur Kalteng, Habib Said Ismail, Rabu (29/8).
Wuryanto yakin, jika Bulog dilibatkan langsung dalam upaya itu, maka harga daging ayam ras dapat stabil di Kalimantan Tengah. Hal itu berkaca dari pengalaman Bulog yang berhasil melakukan stabilisasi harga daging sapi dengan menyediakan daging beku.
Tak dipungkiri yang menjadi kendala yakni mencari suplai daging ayam beku, sehingga menggandeng Hypermart, agar harga daging ayam dapat dikendalikan. Begitu juga untuk Bulog, keberadaan rumah pangan kita (RPK) akan dimanfaatkan, untuk menyimpan daging ayam beku.
Sementara itu Waki Gubernur Kalteng, Habib Said Ismail menegaskan, langkah yang diambil tersebut merupakan strategi TPID Kalteng, agar dapat menjaga harga daging ayam tetap stabil. Disamping sebagai sosialisasi bagi masyarakat agar bisa memahami antara daging ayam segar dan beku, tidak ada yang berbeda.
“Akhirnya kami minta Hypermart. Karena saat ini yang mampu menampung daging ayam beku dalam jumlah banyak hanya Hypermart. Tapi kedepan kita juga akan meminta Hypermart dan Bulog untuk ketersediaan daging ayam beku,”ujarnya.
Namun Said Ismail meminta Hypermart agar selama sosialisasi daging ayam beku, ada harga promo, yang berkompetetif dengan harga ayam segar di pasar tradisional, sehingga bisa membantu menekan inflasi di Kalimantan Tengah. (tva)
Discussion about this post