KALAMANTHANA, Muara Teweh – Virus measles rubella atau MR sepertinya mulai berkembang di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Dinas Kesehatan setempat menemukan 10 suspect diduga terkena campak (measles) dan rubella. Ini berdasarkan hasil laporan RSUD Muara Teweh.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Barut, Nurman mengatakan, dari 10 kasus yang ditemukan diduga empat terindikasi campak dan enam kasus rubella. “Tetapi untuk memastikan apakah itu benar rubella, kita harus menunggu hasil tes sampel darah (serum) dari laboratorium di Jakarta,” ujarnya kepada wartawan, Senin (17/9/2018).
Menurut Nurman, campak dan rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Anak-anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan rubella, atau yang belum pernah mengalami penyakit ini, tergolong berisiko tinggi tertular.
Secara rinci sambung Nurman, campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru (pneumonia). radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk, dan kematian. Sedangkan rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, tetapi bila menulari ibu hamil pada tri semester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
Nurman menyebutkan, gejala penyakit campak berupa demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai batuk, pilek, dan mata merah. Sedangkan gejala rubella tidak spesifik, bahkan bisa tanpa gejala.
“Penyakit campak atau measles bisa menyebabkan radang paru, radang otak kebutaan, diare, dan gizi buruk. Sedangkan rubella bisa menyebabkan kelainan jantung, kelainan mata, keterlambatan pengembangan, dan kerusakan jaringan otak,” katanya.
Adapun perbedaan vaksin MR dan MMR adalah vaksin MR mencegah penyakit campak dan rubella, sedangkan vaksin MMR mencegah penyakit campak, rubella dan gondongan. Diskes Barut meminta warga membawa anaknya ke pos imunisasi terdekat pada Agustus-September 2018 untuk mendapatkan imunisasi MR.(mel)