KALAMANTHANA, Cirebon – Kepergian Mohamad Rozian tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Kesedihan tak kalah hebatnya dialami Qistan Ghazi, rekannya sesama santri di Pondok Pesantren Husnul Khotimah.
Bagaimana tidak, Qistan Ghazi adalah saksi mata peristiwa penikaman terhadap santri asal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan itu. Dialah yang ikut mengantar Mohamad Rozian saat menjemput ibunya di Cirebon, saat nyawa sang rekan dihabisi YS dan RM, dua preman pemalak.
Qistan Ghazi, saat ini, disebut masih mengalami syok. Jiwanya ikut terguncang. Terlebih, Rozian yang jadi korban penusukan itu adalah salah salah seorang sahabat terdekatnya.
Baca Juga: Polisi Cirebon Ringkus Pembunuh Santri Asal Banjar, Ternyata Keduanya Preman Pemeras
“Dia masih syok karena saat itu sedang bersama Rozian,” ujar Ustaz Sanwani, Kepala Humas Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan, Senin (9/9/2019).
Sanwani mengatakan secara fisik, Qistan tampak baik. Saat ini santri yang juga mondok di Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat ini dalam kondisi stabil usai dibesuk orang tuanya.
“Setelah bertemu orang tuanya sudah mulai membaik,” kata Sanwani.
Baca Juga: Sebelum Tusuk Dada, Preman Cirebon Ini Coba Peras Santri Rozian
Menurut Sanwani, pascaperistiwa penusukan, Qistan mendapatkan pengawasan khusus dan dukungan seluruh pengurus pesantren. Secara rutin Qistan mengikuti bimbingan konseling untuk membantu memulihkan kejiwaannya.
“Sekarang Qistan sudah bisa belajar bersama,” ujar dia.
Qistan tengah bersama Rozian saat peristiwa penusukan dilakukan YS dan RM di Cirebon. Kala itu keduanya tengah menunggu ibunda Rozian yang datang berkunjung dari Kalimantan.
Saat Rozien ditodong senjata tajam, Qistan sempat berlari meminta tolong. Setelah kembali ke tempat kejadian, Rozian diketahui meregang nyawa akibat tusukan senjata tajam pelaku.
Baca Juga: Ternyata Timah Panas Bersarang di Kaki Pelaku Penusukan Santri Asal Banjar
Dua preman yang diduga melakukan penusukan hingga tewasnya santri asal Banjar, Mohamad Rozian (17) di Cirebon, Jawa Barat, ternyata sempat merasakan timah panas.
Penembakan terpaksa dilakukan aparat Satuan Reskrim Polresta Cirebon karena keduanya melawan petugas. “Kedua pelaku kita tindak tegas (tembak) di bagian kakinya karena mencoba melawan petugas,” kata Wakapolresta Cirebon, Komisaris Marwan Fajrian di Cirebon, Minggu (8/9/2019).
Menurut dia, kedua pelaku saat akan ditangkap mencoba melarikan diri dengan cara melawan petugas yang kala itu akan membekuk mereka. “Namun dengan kesigapan petugas, para pelaku tidak sempat kabur, karena dihadiahi timah panas terlebih dahulu dan langsung tersungkur,” katanya.
Marwan mengatakan dua pelaku penusukan Muhammad Rozien (17), santri Ponpes Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan itu, masing-masing berinisial YS dan RM yang merupakan warga Kota Cirebon.
“YS merupakan pelaku utama yang menusuk korban dengan pisau belati, sedangkan RM sebagai joki atau pengendara sepeda motor,” ujarnya. (ik)