KALAMANTHANA, Muara Teweh – Tak pernah terbayangkan pandemi Covid-19 meluluhlantakkan seluruh kebiasaan manusia. Aktivitas jadi terganggu, bahkan ratusan ribu orang harus diisolasi dan belasan ribu meninggal dunia di Indonesia.
Ini kisah salah satu mantan pasien Covid-19 di Barito Utara Domi Sono SKM, M.Kes. Domi merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ditunjuk menangani Covid-19 di Barito Utara.
Saat menjalankan tugas, pria kelahiran Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah ini, dinyatakan terjangkit virus Corona, bersama 4 tenaga kesehatan pada 28 Juli 2020.
Domi pun mesti mengikuti protokol kesehatan. Ia diisolasi selama 13 hari. Awalnya, dia tak menyangka terkena virus, karena merasa badan fit dan sehat. Namun akhirnya sadar, jika dirinya pernah bersinggungan dengan orang-orang terpapar virus berasal dari Wuhan, Tiongkok ini.
Apalagi, sejak awal pandemi covid-19 media Maret 2020, dirinya turut terlibat di penanganan. baik dari penguburan pasien covid meninggal dunia, mengantar pasien rujuk ke Palangka Raya, sehingga mengantar hasil swab PCR ke Lab di Provinsi Kalteng
Berkat perjuangan tak kenak, menyerah, kini pria 40 tahun itu bisa kembali berkumpul dengan kedua anak dan istri tercinta serta para sahabat.
“Alhamdulillah saya dan bersama empat belas pasien covid lain dinyatakan sembuh pada tanggal 9 Agustus kemarin. Sempat 13 hari saya mendapat perawatan diisolasi di rumah sakit,” kata Domi Sono kepada KALAMANTHANA, kamis (29/10/2020).
Bagaimana Domi bisa sembuh secara cepat, Padahal covid-19 ini belum ditemukan obatnya. Dia menceritakan, ada beberapa faktor sangat berpengaruh secara signifikan terhadap kesembuhan pasien covid. Selain perlunya informasi kepada pasein yang jelas tentang covid-19, penguatan psikis atau mental, dan motivasi menjadi hal utama, sehingga mereka tidak merasa jenuh ketika di rawat. Tentunya dengan tidak mengenyampingkan protokol kesehatan.
Domi menyaksikan dan merasakan sendiri, selama diisolasi, pasien Covid-19 rata-rata memerlukan motivasi baik dari tenaga kesehatan, keluarga, atau orang terdekat/sekitarnya. Karena beban fsikis mereka semua down. Apalagi pasien covid ditambah ada penyakit penyerta (kormobid). Otomatis ini memperlambat kesembuhan.
“Sebab jika psikis dan mental terganggu, apapun yang diberikan kepada pasien, makanan, obat–obatan atau yang lainnya pastinya tidak bisa diterima dengan baik,” papar Domi.
Apa aktifitas sehari-hari, di luar perawatan medis? Saat diisolasi, semua pasien baik itu pasien umum dan tenaga kesehatan yang terpapar Covid -19 diajaknya untuk selalu semangat, ceria dan bahagia. karena itu kunci melawan virus corona.
“Saya ajak mereka olahraga setiap pagi, sekaligus memberi mereka pencerahan apa itu covid-19 dan cara melawannya. Alhamdulillah, itu bisa jadi obat mujarab. tadinya mereka hanya berbaring di tempat tidur, dengan infus menancap di tangan. Sejak saya ada mereka ikut aktifitas, olahraga dan ngobrol bersama dengan tetap menjaga protokol kesehatan,” ucap dia.
Prinsipnya, selalu berpikir positif dan semangat. Memang tidak mudah, tetapi setidaknya dengan semangat membawa hasil tubuh tetap terjaga. Karena dengan berfikir positif, itu menjadi salah satu modal agar kondisi tetp fit dan bugar. Hal tak kalah penting berdoa kepada Allah sesuai kepercayaan masing-masing,” imbuhnya.
Bukti nyata, berpikir positif, ceria, dan semangat, serta berolah raga rutin, hal paling ditunggu semua pasien covid berita gembira hasil swab negatif alias sembuh pun tiba. Dia mencotohkan, ada pasien yang sudah 51 hari dirawat bisa sembuh bareng dirinya.
Sebelum dirinya di isolasi, pasien bernama Ruslianoor dari Desa Tumpung Laung, Kecamatan Montallat, hanya diam di kamar dan baring. tak ada aktifitas lain, apalagi ngobrol dengan sesama pasien.
“Setelah saya ada, dia dan yang lain diajak beraktifitas seperti biasa di kala sehat mereka saya ajak ngobrol. Intinya mereka dibuat ceria dan bahagia. “Alhamdulillah, kini saya dan mereka sudah dinyatakan sembuh total. Kami juga sudah buat grup WA, sebagai alumni mantan pasien Covid,” kelakar Domi.
Patuhi protokol kesehatan/perubahan perilaku: cuci tangan dengan sabun, memakai masker dengan benar, menjaga jarak, menghindari kerumunan, berolahraga cukup, menjaga asupan vitamin dan gizi, memeriksakan diri jika merasa ada gejala serta melaporkan diri (jujur) jika ada gejala. (mel)