KALAMANTHANA, Muara Teweh -Pemerintah Desa Sampirang I, Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara (Barut) membagikan 55.000 ekor bibit ikan lele kepada keluarga peternak ikan.
Pj Kepala Desa Sampirang I, Abdul Muthalib, memosting pembagian puluhan ribu ekor bibit ikan lele dalam lama Facebook Pemdes Sampirang I, Rabu (20/7/2022).
Pembagian 55 ribu ekor bibit ikan lele kepada warga Desa Sampirang I merupakan pelaksanaan program ketahanan pangan bersumber dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022.
“Pembagian bibit ikan kepada 55 keluarga dilakukan Kamis, 14 Juli 2022. Pemdes Sampirang I menyalurkan bantuan program ketahanan pangan kepada warga bersumber dari DD tahun 2022, ” kata Tolib sapaan akrabnya, Kamis.
Pj Kades Sampirang I menambahkan, selain bantuan bibit ikan lele, warga juga menerima bantuan fasilitasi pemeliharaan alias budidaya ikan lele. Fasilitasi berupa papan dan terpal untuk pembuatan kolam, serta bantuan pakan ikan.
“Kami mewakili Pemdes Sampirang I berharap dengan adanya program ketahanan pangan ini, warga dapat memanfaatkan pekarangan belakang atau samping rumah untuk belajar budidaya ikan lele. Nantinya ini bisa menjadi sumber memenuhi kebutuhan gizi keluarga, serta dapat dijual sebagai tambahan pendapatan keluarga, ” jelas Tolib.
Sebelum pembagian puluhan ribu bibit ikan lele, Pemdes Sampirang I telah mengundang Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Barut untuk memberikan penyuluhan terkait budidaya ikan lele dengan menggunakan media kolam terpal.
“Langkah ini menunjukan adanya keseriusan Pemdes Sampirang I untuk melaksanakan program ketahanan pangan sesuai anjuran dan arahan dari Pemerintah Pusat,” sebut Tolib.
Pembagian 55.000 ekor bibit ikan lele merupakan kesepakatan warga. Semua elemen di Desa Sampirang I berharap pemeliharaan ikan lele ini tak hanya sekali panen, tetapi berkelanjutan.
Dikutip dari TaniFund, budidaya ikan lele saat ini menjadi salah satu hal yang diminati saat ini dalam dunia budidaya. Ikan lele sendiri merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dapat hidup dalam tingkat kepadatan yang tinggi. Lele memiliki tingkat konversi pakan yang dapat dijadikan sebagai bobot tubuh yang tergolong baik. Tak heran, budidaya ikan lele saat ini menjadi pilihan bisnis yang sedang naik daun.
Bisnis budidaya ikan lele pun dianggap sangat potensial karena jumlah permintaan akan ikan lele di pasaran pun cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan usaha budidaya yang lain, nampaknya budidaya lele memang cenderung lebih mudah dilakukan dan hanya memerlukan modal yang tidak terlalu besar.
Namun, budidaya ikan lele bukanlah tanpa risiko. Ikan lele termasuk jenis ikan yang unik karena bersifat nokturnal dan kanibal. Jadi, budidaya ikan yang satu ini juga tetap memiliki risiko akan kegagalan panen apabila tidak dilakukan dengan benar dan tekun.
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi ikan lele di tahun 2020 untuk seluruh wilayah Indonesia mencapai angka 347.511 ton. Tak dapat dipungkiri lagi jika ikan lele memang merupakan salah satu komoditas favorit untuk konsumen di Indonesia.
Keuntungan Budidaya Ikan Lele
Jika dibandingkan dengan budidaya ikan jenis lain, budidaya lele memang memiliki berbagai keuntungan serta kemudahan. Budidaya ikan lele pun dapat dilakukan hampir oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk untuk pemula sekalipun.
(1) Pasar yang Luas
Ikan lele yang merupakan salah satu jenis ikan air tawar memang memiliki banyak peminat. Di pasaran sendiri, permintaan akan ikan lele juga lebih laris jika dibandingkan dengan ikan tawar lainnya seperti ikan nila dan ikan mas. Rasanya hampir di seluruh pelosok Indonesia, kita bisa menemukan berbagai sajian pecel lele mulai dari warung di pinggir jalan hingga ke restoran-restoran besar.
(2) Bibit Mudah Dicari
Faktor inilah yang menjadi salah satu penentu orang yang akan menjalankan bisnis budidaya ikan. Untuk bibit ikan lele sendiri memang cukup mudah ditemukan dan banyak produsen yang menjual bibit berkualitas di pasaran. Dengan harga yang tak terlalu mahal dan cenderung terjangkau, Anda berpeluang untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal dengan nilai jual yang lebih tinggi nantinya.
(3) Perawatan yang Tergolong Mudah
Salah satu hal yang menarik dari ikan lele adalah mereka dapat hidup di mana saja. Mulai dari kolam yang keruh dan terbuat dari terpal, semen, hingga kolam tanah sekalipun. Hal tersebut tentu saja memudahkan dalam sisi perawatan. Anda hanya perlu memastikan pasokan makanan yang rutin agar lele dapat terus bertahan hidup hingga masa panen.
(4) Daya Tahan yang Kuat
Untuk seluruh bisnis, potensi kegagalan atau kerugian memang menjadi salah satu faktor yang pastinya sangat diperhitungkan. Budidaya ikan lele sendiri memiliki potensi kegagalan yang cukup rendah, mengapa?. Daya Tahan yang Kuat.
Tubuh dari ikan lele sendiri dilindungi oleh lendir. Hal tersebut membuat kita jarang melihat ikan lele mati secara tiba-tiba di kolam karena serangan penyakit atau hama. Dengan risiko kematian lele yang rendah membuat usaha budidaya ikan lele mengalami potensi kerugian yang minim.
(5) Masa Panen Cepat
Ikan lele juga terkenal sebagai salah satu komoditas yang memiliki masa atau periode panen yang cepat. Cukup dengan waktu tiga bulan saja, Anda sudah bisa memanen ikan lele berukuran besar untuk dapat dijual. Dengan cepatnya masa panen, tentu saja akan lebih menguntungkan bagi bisnis Anda karena perputaran uang juga akan lebih cepat.
Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal
Metode yang pertama dan cukup sering dilakukan adalah budidaya lele di kolam terpal. Kolam terpal sendiri merupakan salah satu medium favorit karena proses pembuatannya yang mudah dan lebih murah biayanya. Anda hanya perlu menyiapkan lahan kosong, kolam terpal, dan benih dari ikan lele.
(1) Siapkan Lahan yang Cukup Luas
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan lahan kosong dengan ukuran yang cukup luas. Anda dapat melakukannya di halaman belakang rumah atau menyewa tanah kosong untuk membuat media kolam terpal untuk lele nantinya.
(2)Buat Kolam Terpal
Setelah lahan siap, Anda bisa langsung menyiapkan kolam terpal. Bentuk terpal menjadi lingkaran atau persegi panjang dan berdiri tegak. Anda dapat mengganjalnya dengan susunan batu bata ataupun besi, sehingga kolam nantinya akan dapat diisi dengan air.
(3) Pengisian Air ke Kolam
Setelah kolam terpal siap, Anda bisa mulai mengisinya dengan air hingga tingginya mencapai sekitar 30 cm. Diamkan kolam selama kurang lebih satu minggu hingga tumbuh lumut serta fitoplankton pada kolam. Setelah itu, isi kembali kolam dengan air hingga setinggi 80 cm.
(4) Mulai Menebar Benih
Setelah kolam siap dan diisi dengan air, langkah selanjutnya adalah mulai menebar benih ke kolam. Pastikan benih yang digunakan adalah benih yang berkualitas. Dalam proses penyebaran benih, jangan lakukan penyebaran benih secara langsung.
Letakkan sebagian benih terlebih dahulu ke dalam ember, lalu masukkan ember secara perlahan ke dalam kolam. Biarkan benih lele keluar dengan sendirinya dari ember. Lakukan proses tersebut secara berulang dengan jeda 30 menit antar prosesnya.
Jika memang memungkinkan, lakukan proses penebaran benih di pagi atau malam hari. Karena di waktu-waktu tersebut suhu air berada dalam keadaan yang sejuk dan baik untuk perkembangan benih lele.
(5) Proses Perawatan Ikan Lele
Meskipun tergolong mudah untuk dirawat, budidaya ikan lele tetap memerlukan ketekunan dalam perawatannya. Berikan pelet 3 kali sehari di jam 7 pagi, 5 sore, dan 10 malam. Anda juga harus memperhatikan volume air yang berada di dalam kolam.
Volume air harus selalu disesuaikan dengan umur dan ukuran dari lele. Direkomendasikan untuk bulan pertama, ketinggian air sekitar 20 cm. Di bulan kedua naik menjadi 40 cm dan di bulan ketiga tinggi air sekitar 80 cm.
(5) Masa Panen
Salah satu tanda yang bisa dijadikan acuan apakah lele telah memasuki masa panen atau belum adalah warna dari air kolam. Apabila warna air yang tadinya hijau lumut telah berubah menjadi kemerahan, hal tersebut menandakan bahwa ikan lele telah siap untuk dipanen. Anda bisa langsung menyeroknya dengan jaring besar dan mulai memasarkan lele ke konsumen.
Perubahan warna menjadi merah kecoklatan biasanya disebabkan karena adanya plankton atau diatom dan alga rhodophyta yang bertahan hidup terhadap bahan organik tinggi. Juga dikarenakan adanya pertumbuhan bakteri lain, sehingga ada banyak biota air tawar hidup bersamaan dan membentuk flok. Kondisi seperti ini dibutuhkan saat lele dalam masa panen.(MELKIANUS HE)