KALAMANTHANA, Muara Teweh – Berdasarkan hasil reses DPRD Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah ke empat daerah pemilihan yang tersebar di sembilan kecamatan, ternyata memasuki usia ke-72 republik tercinta masih saja ada tenaga honorer guru SD yang digaji hanya Rp200 ribu per bulan.
Anggota Komisi I DPRD Barut Mustafa Joyo Muchtar (Gerindra/Dapil I) mengungkapkan, dari hasil kunjungan dewan di lapangan ditemukan pada beberapa wilayah pedesaan gaji guru honorer tingkat sekolah dasar (SD) sangat minim berkisar Rp200 ribu. Padahal mereka juga terlibat secara aktif dalam memajukan pendidikan di daerah ini.
Menurut Mustafa, sapaan akrab pria ganteng ini, pihaknya sangat miris mendengar keluhan para honorer guru SD yang menerima upah jauh di bawah upah minimum sektoral kabupaten (UMSK). ”Setahu saya, para honorer guru SD itu menyandang beban kerja yang sama beratnya dengan para guru berstatus ASN atau PNS,” ujarnya.
Mustafa menambahkan, DPRD Barut berharap pihak eksekutif bisa memikirkan masalah tersebut, termasuk peningkatan melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS). “Honorer guru itu punya jasa mencetak generasi-generasi yang baru bagi Barito Utara. Itu tergantung dari kinerja mereka,” tuturnya.
Menanggapi realitas ini, Kadisdik Barut Masdulhaq mengakui, gaji honorer guru SD sebesar Rp200 ribu, sesuai dengan pagu anggaran dana BOS daerah dan pusat. Maksimal dana yang bisa digunakan untuk guru honorer sebesar 30 persen dari dana BOS.
“Alokasi dana BOS, kalau daerah 30 persen, pusat 15 persen. Kadang-kadang dana BOS daerah hanya sebagai penunjang. Misalnya ada dana BOS SD dari pusat sebesar Rp800 ribu setahun, lalu dana ini dibagi empat, jadi sangat kecil hasil yang didapat guru honorer,” katanya.
Masdulhaq mengatakan dana sebesar Rp200 per bulan takkan cukup untuk membeli bensin, apalagi untuk menafkahi semua kebutuhan keluarga. Tetapi para honorer guru tetap berdedikasi memajukan pendidikan di Barut. “Kami kasihan melihat kondisi mereka. Kami acungkan jempol untuk kedisiplinan guru-guru honorer itu,” sebut pria yang kembali menjadi Kadisdik setelah sempat memimpin beberapa dinas lain di Barut. (mki)