KALAMANTHANA, Muara Teweh – Di tengah pandemi virus corona (covid-19), warga Lahei, ibukota Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, harus terus berjibaku dengan banjir. Tak terasa, air bah sudah 10 hari merendam kawasan Kelurahan Lahei I dan II.
Warga Lahei bernama Tata, Senin (4/5/2020), mengatakan banjir ketiga yang terjadi pada tahun 2020, mulai berlangsung sejak 26 April 2020 di Lahei. “Hampir semua wilayah Lahei terendam air. Di Lahei I, semua, yakni 4 RT terendam. Sedangkan di Lahei II, hanya RT 07 dan 08 tidak terendam, karena wilayahnya tinggi,” ujar dia kepada KALAMANTHANA.
Menurut Tata, selama 10 hari air sudah memasuki rumah-rumah penduduk dengan ketinggian antara 10 sampai dengan 110 cm. Air terlihat setinggi dada orang dewasa.
Sampai hari ini banjir masih terus naik dan belum ada tanda-tanda air akan surut. Sebagai daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Murung Raya, warga tinggal memantau dan mencari tahu apa yang terjadi di wilayah hulu. “Kalau di Mura air naik, beberapa jam kemudian di Lahei juga naik,” kata dia.
Tata menambahkan, menurut tuturan para tetua yang dijadikan catatan warga, baru pertama kali banjir terjadi sampai tiga kali dalam setahun, selama kurun waktu 60 tahun terakhir ini.
“Namun yang paling mangejutkan warga Lahei, tiga kali banjir berturut-turut, itu. debit air selalu di atas rata-rata banjir biasa,” ujar dia.
Berdasarkan data yang ada, diduga banjir terjadi bukan hanya lantaran hujan lebat, tetapi juga karena semakin menipisnya daerah resapan air. Hutan kian banyak digunduli selama puluhan tahun.
Guna meringankan beban warga Lahei akibat banjir, pemerintah mengucurkan bantuan beras sejak Minggu (3/5). Sebanyak 2.356 KK di kecamatan Lahei mendapatkan bantuan beras. Pemerintah berjanji masih ada bantuan tahap pada Mei dan tahap III pada Juni 2020.(mel)